Apakah Balita Berbagi Mainan dengan Orang Lain Sejak Usia Dini?

Sebelum resmi masuk sekolah untuk belajar ilmu, kebanyakan anak belum belajar berbagi. Orang tua juga gagal menyadari betapa pentingnya mengajari anak-anak mereka cara berbagi. Jika seorang anak mau berbagi mainannya dengan teman-temannya, sepertirel kereta api kayu kecil dan mainan perkusi musik kayu, maka dia akan perlahan belajar memikirkan masalah dari sudut pandang orang lain. Tidak hanya itu, berbagi mainan akan membuat anak lebih sadar akan asyiknya bermain dengan mainan, karena bermain bersama teman jauh lebih menyenangkan daripada bermain sendiri. Jadi bagaimana kita bisa mengajari mereka untuk berbagi?

Do Toddlers Share Toys with Others from an Early Age (2)

Apa Definisi Berbagi Bagi Anak?

Anak-anak di bawah usia tiga tahun telah dimanjakan oleh anggota keluarga mereka, sehingga mereka akan menerima begitu saja bahwa dunia berputar di sekitar mereka, selama mainan yang dapat mereka sentuh adalah milik mereka. Jika Anda mencoba untukambil mainan seret kayudari tangan mereka, mereka akan langsung menangis atau bahkan memukuli orang. Pada tahap ini, kita tidak memiliki cara untuk bernalar dengan anak-anak, tetapi kita dapat berkomunikasi dengan mereka secara perlahan, mendorong dan berlatih berbagi sesuatu, dan membiarkan anak-anak secara perlahan menerima konsep ini.

Setelah usia tiga tahun, anak-anak secara bertahap memahami ajaran orang dewasa, dan mereka juga dapat menyadari bahwa berbagi adalah hal yang sangat hangat. Apalagi saat masuk TK, para guru akan membiarkan anak-anak bergiliran bermainmainan edukasi kayu, dan memperingatkan mereka bahwa jika waktu tidak diberikan kepada teman sekelas berikutnya, maka mereka akan dihukum ringan. Ketika mereka berlatih bergiliran dan bermain bersama di rumah (berkali-kali), anak-anak dapat memahami konsep berbagi dan menunggu.

Do Toddlers Share Toys with Others from an Early Age (1)

Keterampilan dan Metode Anak untuk Belajar Berbagi

Banyak anak tidak mau berbagi terutama karena mereka merasa akan kehilangan perhatian orang dewasa, dan mainan bersama ini kemungkinan besar tidak akan kembali ke tangan mereka. Jadi kita bisa mengajari anak-anak untuk memainkan beberapa mainan kolaboratif bersama dan memberi tahu mereka bahwa mereka harus menyelesaikan tujuan bersama dalam game ini untuk mendapatkan hadiah. salah satu darimainan kooperatif yang paling umum adalah mainan puzzle kayu dan mainan imitasi kayu. Mainan ini memungkinkan anak-anak untuk dengan cepat menjadi mitra dan berbagi permainan bersama.

Kedua, jangan menghukum anak hanya karena tidak mau berbagi. Pemikiran anak-anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Jika mereka tidak mauberbagi mainan dengan teman-teman mereka, bukan berarti mereka pelit. Oleh karena itu, kita harus mendengarkan ide-ide anak, mulai dari perspektif pertimbangan mereka, dan memberitahu mereka memberitahu merekamanfaat berbagi mainan.

Ketika banyak anak melihat mainan orang lain, mereka selalu berpikir bahwa mainan itu lebih menyenangkan, dan mereka bahkan merebut mainan itu. Dalam hal ini, kita dapat memberitahu mereka untuk menukar mainan mereka sendiri dengan orang lain, dan mengatur waktu pertukaran. Terkadang sikap keras juga diperlukan, karena anak tidak selalu mendengarkan alasan. Misalnya, jika seorang anak inginrel kereta kayu yang dipersonalisasi di tangan anak-anak lain, maka dia harus datang dengan mainan kayu yang berbeda sebagai gantinya.

Cara terbaik untuk membuat anak belajar toleran adalah membiarkannya menyaksikan kualitas ini dengan matanya sendiri, jadi orang tua harus berbagi es krim, syal, topi baru, domino hewan kayu, dll. dengan anak-anak mereka. Saat berbagi mainan, hal terpenting adalah membiarkan anak melihat perilaku orang tuanya dalam memberi, memperoleh, mengorbankan, dan berbagi dengan orang lain.


Waktu posting: 21 Juli-2021